Tokoh-Tokoh Ilmu Komunikasi
Minggu, 30 Oktober 2016 by Sri Yuniarti Gojali in Label: , , , ,


TOKOH-TOKOH ILMU KOMUNIKASI PART I



1.    George Gerbner




George Gerbner (8 Agustus 1919 - 24 Desember 2005) adalah seorang profesor komunikasi dan penemu teori kultivasi. Lahir di Budapest, Hongaria, ia beremigrasi ke Amerika Serikat pada akhir tahun 1939. Gerbner meraih gelar sarjana dalam jurnalisme dari Universitas California, Berkeley pada tahun 1942. Dia bekerja sebentar untuk San Francisco Chronicle sebagai penulis, kolumnis dan asisten editor keuangan. Ia bergabung dengan Angkatan Darat Amerika Serikat pada tahun 1943, dan kemudian Office of Strategic Service. Selama melayani, ia menerima Bronze Star. Gerbner diberhentikan dengan hormat sebagai Letnan Pertama. Setelah perang ia bekerja sebagai penulis lepas, humas dan mengajar jurnalisme di El Camino College sambil melanjutkan studi untuk mendapatkan gelar master (1951) dan doktornya (1955) dalam bidang komunikasi di University of Southern California. Disertasinya yang berjudul "Toward a General Theory of Communication," memenangkan penghargaan USC sebagai  "disertasi terbaik." Gerbner didiagnosa menderita kanker pada akhir November 2005, dan meninggal pada tanggal 24 Desember 2005 di apartemennya di Pusat Kota, Philadelphia.

Teori kultivasi yang dikemukakan oleh Gerbner adalah teori sosial yang meneliti efek jangka panjang dari televisi pada khalayak. Teori ini merupakan salah satu teori komunikasi massa. Menurut teori kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama di mana para penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak pemirsa tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Ini artinya, melalui kontak pemirsa dengan televisi, mereka belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilai sosial, serta adat dan tradisinya.

2.  Claude Elwood Shannon




Claude Elwood Shannon lahir di Petoskey, Michigan, 30 April 1916 dan meninggal di Medford, Massachusetts, Amerika Serikat, 24 Februari 2001 pada umur 84 tahun. Ia adalah seorang ilmuwan matematika, teknik elektro, dan kriptografi asal Petoskey, Michigan, Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai "bapak teori informasi", yaitu disiplin ilmu dalam bidang matematika terapan yang berkaitan dengan kuantisasi data sehingga data atau informasi itu dapat disimpan dan dikirimkan tanpa kesalahan melalui suatu kanal komunikasi. 

Teori matematika komunikasi diperkenalkan oleh Claude Shannon dan Weaver pada tahun 1948. Shannon mencoba menggambarkan bagaimana proses komunikasi yang menyangkut limit atau batas kuantitatif dalam komunikasi media lewat teorinya “The Mathematical Theory of Communication”. Di dalam teori matematika komunikasi disebutkan bahwa masalah yang paling mendasar dalam berkomunikasi adalah dalam proses reproduksi atau penyampaian pesan, karena di dalam sebuah pesan pasti terdapat sebuah maksud tertentu.

Shannon dan Weaver menggambarkan sebuah sistem komunikasi melalui skema. Skema tersebut berisi :
  1. Information source yaitu rangkaian pesan yang akan disampaikan atau dikomunikasikan kepada penerima pesan.Sumber informasi merupakan penyedia sekumpulan informasi yang telah di kelompokan berdasarkan masing-masing kategori . sumber informasi bisa berupa Perpustakaan, Majalah, Surat Kabar dan Website.
  2. Transmitter yaitu sesuatu yang mengoperasikan dan mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai untuk dikirimkan melalui channel yang tersedia. Cara kerja dari transmitter ini dapat dijumpai contohnya pada pesawat teleopon atau telegram. Pada pesawat telepon, transmitter berfungsi mengubah tekanan suara menjadi arus gelombang listrik. Sedangkan pada telegram, yang terjadi adalah proses encoding yang menghasilkan urutan titik, tanda hubung dan ruang pada saluran yang sesuai dengan pesan.
  3. Channel adalah sebuah medium yang digunakan dalam proses pengiriman sinyal kepada penerima. Yang termasuk ke dalam channel adalah alat – alat seperti kabel, jaringan radio frekuensi, cahaya, dan lainnya.
  4. Receiver kemudian melakukan pekerjaan yang sebaliknya dilakukan oleh transmitter. Receiver melakukan rekonstruksi pesan yang sudah di melewati tahapan ketiga proses diatas.
  5. Destination yaitu pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirimkan oleh sumber informasi.
  6. Noise adalah sesuatu yang dapat menganggu ketepatan pesan yang akan diterima oleh penerima. Shannon dan Weaver kemudian mengidentifikasi permasalahan gangguan ini menjadi 3 tipe. Pertama, permasalahan teknis (engineering) adalah gangguan yang berfokus pada apakah symbol-symbol komunikasi dapat ditransmisikan secara tepat, contohnya suara lawan bicara yang terputus-putus pada saat kita melakukan komunikasi lewat telepon atau conference call. Kedua, permasalahan semantik yaitu gangguan yang terjadi pada symbol-symbol yang mewakilkan maksud atau makna dari suatu pesan. Gangguan semantik ini disebabkan oleh adanya perbedaan makna yang dipahami oleh sumber dan penerima. Biasa terjadi misalnya dalam kasus kesulitan dalam memahami apa yang dimaksud oleh lawan komunikasi, walaupun kita dapat mendengar dengan jelas pesan yang disampaikan. Ketiga, gangguan efektifitas yaitu gangguan yang melibarkan keefektifan pesan. Apakah pesan yang disampaikan secara efektif dapat diterima dan dapat mempengaruhi tingkah laku dari penerima pesan. 

 
Model Komunikasi Shannon dan Weaver




3.  David K. Berlo




David K. Berlo lahir pada tahun 1929. Ia menjadi mahasiswa program doktor di komunikasi, dan merupakan murid dari Wilbur Schramm. Ia menolak model komunikasi yang linier karena komunikasi memiliki feedback. Selain itu ada juga model Berlo dibangun dalam jalur sosiologi yang dikembangkan dari model Shanon Weaver. Ia pun mengembangkan model baru yang berfokus pada proses seperti Aristoteles.
Cara penyampaian pesan lebih menjadi fokus perhatian daripada isi pesan itu sendiri. Menurutnya, komunikasi adalah a continual system, tidak dapat diulang (irreversible).
Beberapa karyanya antara lain:
  1. The process of communication => model SMCR (source Message Channel Receiver)
  2. Organizational communication: A first-Line Managerial Communication System
  3. Relationship between supervisor-subordinate communication practises & employee turnover, attendance, and performance
  4. An analysis of the communication structure of the office of civil defence
Model Komunikasi SMCR Berlo


4.  Harold Dwight Lasswell




Harold Dwight Lasswell (lahir 13 Februari 1902 – meninggal 18 Desember 1978 pada umur 76 tahun)adalah seorang ilmuwan politik terkemuka Amerika Serikat dan seorang pencetus teori komunikasi. Dia juga adalah seorang profesor di Chicago School of Sociology, Yale University, Selain itu dia juga adalah Presiden Asosiasi Ilmu Politik Amerika (APSA) dan Akademi Seni dan Sains Dunia (WAAS). Lasswell termasuk sebagai inovator kreatif dalam ilmu-ilmu sosial pada abad kedua puluh.

Selama Perang Dunia II, Lasswell menjabat sebagai Kepala Divisi Eksperimental untuk Studi Komunikasi waktu perang di Perpustakaan Kongres. Ia menganalisis film propaganda Nazi untuk mengidentifikasi mekanisme persuasi yang digunakan untuk mengamankan persetujuan dan dukungan dari rakyat Jerman untuk Hitler dan kekejaman masa perang. Di akhir hidupnya, Lasswell bereksperimen dengan pertanyaan mengenai astropolitics, konsekuensi politik dan kolonisasi planet lain, dan koloni manusia mesin.

Harold D. Lasswell sangat terkenal dengan teorinya tentang komunikasi yaitu: "Who says, what, in which channel, to whom, what effect". Lasswell juga membuat beberapa karya di antaranya adalah Propaganda Technique in The World War (1927), Pysichopathology and Politics (1930), World Politics and Personal Insecurity (1935), Politics: Who Gets What, When, How (1935), The Garrison State (1941) dan Power and Personality (1948).

Teori Lasswell tentang komunikasi dapat diartikan sebagai berikut:
  • Who: Menjelaskan siapa pelaku satu pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dan juga yang memulai suatu komunikasi. pihak tersebut bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator.
  • Says What: Menjelaskan apa yang akan disampaikan atau isi informasi.
  • In Which Channel: Menjelaskan bagaimana cara menyalurkan proses komunikasi tersebut baik secara langsung (lisan) maupun tidak langsung (melalui media).
  • To Whom: Menjelaskan kepada siapa komunikasi tersebut ditujukan atau siapa yang dapat menerimanya, bisa berupa suatu kelompok, individu, organisasi, atau suatu negara.
  • With What Effect: Menjelaskan bagaimana dampak atau efek yang terjadi setelah penerima komunikasi menerima pesan dari sumber seperti perubahan sikap dan bertambahnya pengetahuan.



5.  Paul F. Lazarsfeld




Paul F. Lazarsfeld lahir di Wina pada tanggal 13 Februari 1901. Dia tinggal di Wina sampai usia 30 tahun. Ayahnya merupakan seorang pengacara yang tidak sukses. Sedangkan ibunya tidak memiliki pendidikan formal, tetapi dikenal sebagai penulis buku How the Woman Experiences the Male yang terbit di Eropa pada tahun 1931. Dia juga menjadi kolumnis untuk konsultasi pernikahan di sebuah surat kabar.

Pada tahun 1925, saat dia berusia 24 tahun, Lazarsfeld memperoleh gelar doktor dalam matematika terapan di Universitas Wina. Dia menyebut dirinya sebagai positivis Eropa yang dipengaruhi oleh Ernst Mach, Henri Pincare, dan Albert Einstein yang kecenderungan intelektual mereka dekat dengan Kelompok Wina. Dia merupakan ahli matematika, psikologi sosial, dan psikologi di akhir karirnya.

Sejumlah kecil dari pelopor melihat secara jelas pertumbuhan yang penting media massa di tengah masyarakat Amerika dan implikasinya bagi kalangan pendidikan tinggi dan dunia penelitian. Tampak jelas bahwa proses dan efek komunikasi massa memerlukan kajian ilmiah yang serius bahkan dikembangkan menjadi sebuah disiplin baru. Demi tujuan itu, Lazasfeld, seorang profesor Universitas Columbia, dan Frank N. Stanton (Presiden Columbia Broadcasting System) bekerjasama dalam sejumlah proyek penelitian yang bertujuan untuk menyediakan suatu pemahaman yang baik mengenai peran dan pengaruh media, terutama radio.

Dengan bantuan dari Rockefeller Foundation, sebuah kantor penelitian radio didirikan di Universitas Columbia. Dengan pimpinan Lazarsfeld, misi kelompok ini adalah mengaji makna radio dalam kehidupan para pendengar. Mereka mulai membangun teknik yang dibutuhkan bagi sebuah metodologi penelitian komunikasi massa dan pertumbuhan data mengenai pengaruh radio pada pendengar.

Lazarsfeld dikenal dengan lembaganya The Bureau of Applied Social Researchyang banyak melakukan penelitian tentang radio dan surat kabar.  Dia mendapat bantuan dana dari kalangan pengusaha industri media yang memesan penelitian untuk mengaji efektivitas isi pesan media.

Lazarsfeld merupakan seorang perintis dalam penelitian survei yang menyarankan 3 persyaratan tentang desain dan pemikiran penelitian, yaitu:
  1. Penyebab harus mendahului dampak pada waktunya
  2. Variabel harus secara empiris berhubungan satu sama lain
  3. Desain harus membuat pasti hubungan sebab-akibat.
Yang menonjol dari fenomena Lazarsfeld adalah terjadinya pergeseran orientasi dalam studi komunikasi pada kajian tentang dampak media. hasil penelitian Lazarsfeld menunjukkan terdapatnya efek yang minimal dari media massa.

Lazarsfeld tidak begitu akrab dengan teori kritis sekalipun ia adalah anggota Frankfurt School. Pada sisi lain, kedekatan Lazarsfeld dengan Universitas Columbia telah memperkenalkannya pada karya-karya teoritikus Robert K. Merton dan selanjutnya bekerjasama dalam kajian komunikasi massa dan studi komunitas yang menjadi bagian integral dari struktural fungsional Universitas Columbia. Dia mengupayakan keahlian ilmu sosial yang ilmiah dan pendekatan baru pada peran komunikasi di masyarakat Amerika.
Dalam serangkaian studi yang dimulai dengan The People’s Choice, Lazarsfeld membangun sebuah metodologi yang menekankan pada studi panel dan sosiometri. Paradigma personal influence yang pertama kali disebut oleh Lazarsfeld dan Elihu Katz merupakan kritik terhadap Hypodermic Needle Theory yang memercayai pengaruh media sangat kuat. Lazarsfeld memercayai adanya 4 hal dalam proses pembuatan keputusan sehari-hari, yaitu pemasaran, busana, kejadian publik, dan kebiasaan pergi ke bioskop.

Karya penting Lazarsfeld, The Personal Influence, yang diterbitkan tahun 1955 didasarkan pada data penelitian tahun 1945. Studi two step flow of communication dalam The Peopl’s Choice yang diterbitkan tahun 1948 merupakan hasil penelitian tahun 1941. Fokus penelitian pertama ini adalah pada faktor-faktor yang memengaruhi tingkah laku memilih dan penemuan Lazarsfeld menyatakan bahwa media massa memainkan peran yang kecil dalam proses perubahan sikap dan opini. Justru yang paling memengaruhi perubahan sikap dan opini tersebut adalah yang ada dalam kelompok utama.

Pada tahun 1945 (awal era nuklir dan jajak pendapat) Lazarsfeld mengamati bahwa bentuk organisasi sosial yang seharusnya disesuaikan dengan penemuan apapun yang sedang dibuat.dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertutup yang dapat digali oleh peneliti sosial, Lazarsfeld dan perusahaan yang membiayai menyempitkan perhatian pada dampak media. Para peneliti ini membawa pada komunikasi dua tahap dan sebuah Model Personal Influenceyang menyatakan bahwa media massa tidak sebagai kekuatan dominan dan utama, tetapi beroperasi di dalam komunikasi interpersonal dan sejumlah pengaruh sosialisasi.

Karya-karya Paul F. Lazarsfeld yaitu:
  1. Radio and the Printed Page: an Introduction to the Study of Radio and Its Role in the Communication of Ideas (1940)
  2. Remarks on Administrative and Critical Communication Research dalamStudies in Philosophy and Social Science 9 (1941)
  3. Mathematical Thinking in the Social Science (1954)
  4. Bersama Bernard Berelson dan Hazel Gaudet, The People’s Choice: How the Voter Makes Up His Mind in a Presidental Campaign (1944/1948/1968)
  5. Bersama Elihu Katz, The Personal Influence (1955)
  6. An Episode in the History of Social Research: a Memoir (1962)
 


Tokoh-Tokoh Ilmu Komunikasi Part II


Source:
Wikipedia  

Posting Komentar