Tugas Pengalaman Komunikasi 10
Kamis, 12 Januari 2017 by Sri Yuniarti Gojali in Label: , , ,



Anak-Anak Istimewa



 Sekitar beberapa bulan yang lalu, aku pernah mengantar salah satu keponakanku untuk melakukan terapi bicara. Memang keponakanku ini memiliki sebuah kekurangan, yaitu di usianya yang sudah tujuh tahun ia masih kesulitan dalam berbicara, dan orang-orang menyebut keponakanku sebagai anak autis. Walaupun demikian aku dan keluargaku tak pernah merasa malu dengan keadaan keponakanku ini. Kami selalu mengusahakan kesembuhan keponakanku ini, berdoa dan terus yakin bahwa suatu saat ia bisa seperti anak-anak normal lainnya.

Waktu itu sebelum berangkat ke tempat terapi, kakakku telah memberiku peringatan agar tidak kaget dengan anak-anak yang berada di tempat terapi, terutama dengan anak yang bernama Ica. Ia berkata bahwa Ica adalah anak berkebutuhan khusus (autis) yang ceria dan sangat suka berinteraksi dengan orang lain, maka dari itu ia memperingatiku jangan takut ketika nanti dia terus mendekatiku. Tapi aku tidak merasa cemas karena memang aku sudah biasa berinteraksi dengan anak-anak seperti demikian.

Saat kami sampai di tempat terapi suasana di sana sangatlah sepi. Tidak ada orang satupun, bahkan bangunan tempat terapi terkunci, maka kakakku memutuskan untuk menelepon terapis keponakanku untuk memberitahu keberadaan kami. Tak berapa lama setelah kakakku menelepon, terapis keponakankupun datang mengendarai motor dengan membonceng  seorang anak perempuan berumur sekitar sepuluh atu sebelas tahun.




 Kakakku memberitahuku anak perempuan itu adalah Ica, dan aku hanya bisa berah ria sambil memperhatikan Ica yang turun dari motor. Penampilan Ica menurutku seperti anak-anak biasa, tak terihat ada kekurangan sama sekali. Belakangan aku mengetahui bahwa ia sudah mulai sembuh dari sakitnya walaupun ciri-ciri anak berkebutuhan khusus masih terlihat dan belum bisa hilang.

Saat pandangan Ica terarah kepadaku ia tersenyum dengan sangat lebar dan dengan cepat menghampiriku. Ia menggengam tanganku dengan cepat sambil berkata “Ini Ica,” yang dikatakannya selama beberapa kali. Aku tersenyum kepadanya, takjub dengan cara bicaranya yang seperti orang normal lainnya, kecuali memang dengan pengulangan kata-kata yang ia lakukan.

“Teteh, sehat?” pertanyaan itu sepertinya telah ia tanyakan selama lebih dari lima kali kepadaku. Jika aku tak mengetahui bahwa dia adalah anak berkebutuhan khusus, mungkin aku akan menganggapnya anak aneh. Tapi karena aku mengetahui kondisinya aku hanya bisa terus menjawab selama ia mengajukan pertanyaan yang terus dia ulang.

Selama terapis sedang mempersiapkan peralatan-peralatan untuk terapis keponakanku dan Ica (kebetulan hari itu anak yang melakukan terapis hanya mereka berdua) Ica tidak hentinya memperlihatkan setiap sudut tempat terapi kepadaku. Ia terlihat begitu bersemangat ketika menjelaskan setiap sudut tempat yang ia sebut sekolah itu. Karena terbawa dengan rasa semangatnya akupun seperti mendapatkan juga energi positifnya.

Selama melakukan ‘tour’ tempat terapi itu banyak kata-kata dari Ica yang terus ia ulang berkali-kali. Seperti mengatkan sesuatu yang bersar untuk pertama kalinya ia mengatakan setiap kalimatnya (yang ia ulang-ulang itu) dengan intonasi dan antusias yang sama. Karena terapisnya telah memanggil Ica untuk memulai sesi terapinya bersama-sama dengan keponakanku, ia pun menghentikan ‘panduan tournya’. “Teteh Ica belajar dulu ya,” ia mengatakan itu sebanyak tiga atau empat kali sebelum benar-benar mengikuti sesi terapinya. Aku hanya bisa menjawab iya sebanyak ia berkata sambil menyunggingkan senyum karena geli dengan tingkah anak satu itu.




Selama ini mungkin banyak orang yang masih menilai anak-anak autis sebelah mata. mereka menganggap bahwa anak-anak dengan kebutuhan khusus ini sebagai sebuah aib. Tapi tidak, sebenarnya anak-anak ini sangatlah jauh dari kata aib. Dengan pemikiran mereka yang begitu murni, senyum dan tawa mereka yang tulus, dan kejernihan hati mereka, bagaimana bisa mereka disandingkan dengan kata tersebut. Autism is not processing error, it's a different operating system.
   

Posting Komentar